Kecantikan bukan menjadi sebuah tolak ukur untuk berkarya. Muda adalah jiwa yang akan menuntun kita menuju masa depan yang lebih baik. Bertalenta merupakan anugerah yang dimiliki oleh semua orang, walaupun berbeda tetapi bisa dikembangkan. Cantik, muda, dan bertalenta pastinya paket komplit banget ya, Blisteners! Salah satunya perempuan paket komplit ini adalah Raden Ajeng Jessica Pamela atau kerap disapa Jessica Pamela. Jessica merupakan Binusian 2020 jurusan Mass Communication. Penasaran kan talenta apa aja yang dimiliki Jessica? Tenang aja, Blisteners! Reporter kita Sakila Gita (S) berkesempatan untuk ngobrol langsung dengan Jessica Pamela (J). Nah, kalau lo mau tau lebih deket sama perempuan paket komplit ini, lanjut baca artikelnya yuk!
S: Awal mula lo masuk ke dunia modelling kenapa?
J: Awal ikut dunia modelling itu pas TK, itu dimasukkin sama nenek karena dulu nenek itu model. Seiring berjalannya waktu, papa minta gue berhenti ikut modelling karena “nggak fair” katanya. Papa takut banget kalau gue mental down karena masih kecil. Sempet berhenti lama banget, SMP kelas 3 sebelum UN gue didaftarin sekolah modelling. Kalau pas TK kan cuma show aja, cuma kalau yang sekolah ini belajar gimana caranya catwalk, public speaking, body language, mix and match baju dan lain lain. Gue nggak rutin cuma holiday class, dari situ mulai dapet link ke fotografer, tawaran main iklan atau main film. SMA bener-bener berhenti nggak nge “touch” sama dunia modelling dan mulai lagi pas kuliah.
S: Dunia modelling menurut lo gimana sih?
J: Dunia modelling sekarang udah terbuka banget ya, nggak sesusah dulu. Sekarang cuma modal social media semua orang bisa jadi model. Tapi kalau misalnya lo mau “tenar” di dunia modelling ya harus bener-bener ikut sekolah modelling biar dapet nama. Zaman sekarang orang bikin video atau foto viral aja udah bisa atau berpotensi jadi model karena banyak panggilan.
S: Gimana sih cara manage waktu antara kuliah sama dunia modelling?
J: Well, diawal semester 1 sama 2 gue sangat tenggelam di euphoria modelling ini. Gue terlalu terbawa suasana dan gue waktu itu menelantarkan kuliah gue karena keasyikan dalam dunia modelling ini. Setelah dapet job yang ada feenya disitu gue mikir, dimana orang tua gue udah bayarin kuliah masa gue sia-sia in gitu aja. Sekarang gue lebih memilih mana job yang gue ambil atau nggak.
S: Ikut modelling itu disuruh atau keinginan sendiri?
J: Kalau misalnya pas kecil dulu karena keinginan nyokap sama nenek gue, kalau SMP itu keinginan dari keluarga. Sebenenya bukan untuk modellingnya, tapi lebih belajar tentang kepribadian, bagaiamana gue bisa punya table manner yang baik atau punya body language yang baik di depan publik. Kalau mulai kuliah awalnya nggak ngomong-ngomong sih sama orang tua, kalau positif jalanin aja. Dan hasil fotonya gue kasih tau ke orang tua, dan mereka support asal itu positif.
S: Oh iya, lo udah bekerjasama/collab sama brand apa aja nih?
J: Kalau untuk collab mulai awal kuliah pertama itu ikut Garnier Sakura White edisi lebaran, Feet Hair Removal, Nescafe dan Garnier Man. Kalau untuk baju, jarang sih. Padahal gue bakalan seneng kalau baju gitu.
S: Menurut lo, fashion di dunia modelling sekarang gimana?
J: Yang namanya modelling itu punya kaitan erat sama fashion. As a model, lo jadi inspirasi banyak orang diluar sana, dituntut untuk mengkuti perkembangan zaman terutama di dunia fashion tanpa menghilangkan ciri khas lo. Apasih ciri khas lo? Apa lo harus mengikuti fashion walaupun nggak sesuai sama diri sendiri? Kalau menurut gue, gue bukan tipe orang yang selalu ngikutin fashion. Kalau kata orang gue cocok pake brand A tapi di badan gue nggak cocok, gue nggak akan pakai itu. Jadi, lo harus ngerti gimana sih cara mempresentasikan apa yang lo pakai, sama gimana sih tanggapan orang kalau lo pake barang ini itu. Gue tipe orang yang memikirkan itu, misalnya gue pake pakaian terbuka, orang-orang pasti bakal ngira yang aneh dan diliatin, gue harus terima itu dan nggak bisa pakai pakaian terbuka dan orang-orang bisa nerima gue dengan mudahnya. Sebaiknya, lo harus tau kapan dan dimana lo menggunakan fashion itu. So far, ya sekarang gue fine-fine aja karena gue sudah mempresentasikan apa yang harus gue inginkan. Jadi kalau ada yang nge-“judge” yaudah, dari awal emang udah ada kepikiran buat nge-“judge” jadi nggak bakal complain.
S: Suka dukanya masuk ke dunia modelling?
J: Sukanya kalau ada orang yang terinspirasi dari lo, lo akan bangga dengan diri sendiri itu termasuk suka sih menurut gue, dukanya banyak sih kayak ketika menjadi role model seseorang itu harus dituntut untuk menjadi perfect. Tapi bukan perfect dalam segala cara ya. Kenaikan berat badan termasuk salah satunya, buat orang yang nggak deket sama gue atau nggak biasa sama gue mungkin akan bilang kayak lo merendah untuk meroket ya, cuma segini aja ngeluh dan sebagainya. Siapa sih yang nggak pengen cantik atau ganteng? Siapa sih yang nggak pengen punya body goals? Tapi untuk masalah pribadi kayak berat badan, gue ngerasa aneh aja gitu nggak enak, dan bawaannya mager. Jadi kalau ada yang ngajak hunting foto segala macem juga jadi males, harus diet dulu. Smart, itu juga dipentingin. Dan harus banyak spend money lebih banyak kalau bener-bener ngikutin trend sekarang gitu aja sih.
S: Pernah nggak sih dimirip-miripin sama artis dalam atau luar negri?
J: Pernah, waktu SMP kelas 3 dibilang mirip sama BCL, SMA juga pernah dimirip-miripin sama Tatjana Saphira dan waktu kuliah dimiripin sama Gal Gadot yang super duper cantik, gue fans banget sama dia dan dia adalah salah satu role model gue. Mungkin ya di beberapa pose atau angle itu mirip ya. Menurut gue kalau mereka udah terkenal itu cantik banget, bukannya merendah untuk meroket tapi jadi mental down gitu disamain sama artis terkenal.
S: Pengalaman menarik lo selama modelling?
J: Waktu itu pas Garnier Sakura White, karena itu shooting terlama dari jam 8 pagi start make up sampai setengah 1 malam. Break juga cuma dapet 10 menit cuma buat ke toilet terus makan aja. Bener-bener capek karena bikin stop-motion video jadi harus berkali-kali take, misalnya mimik mulut lo kecewa tapi mata lo nggak menunjukkan kecewa itu susah banget. Gue dapet kira-kira 20 karakter dan per-karakter itu kira-kira take 15-20 menit. Menurut gue ini yang paling seru dan menantang sih.
S: Rencana lo kedepannya gimana?
J: Kedepannya, pengen seimbang aja sih gue nyaman dan seneng di dunia modelling jadi selama bisa memenuhi persyaratan buat modelling ini yaudah bakal mengikuti terus. Tapi ada cita-cita lain yang akan diraih juga.
S: Tips dong buat anak muda yang mau masuk dunia modelling?
J: Sekarang udah gampang banget kalau buat modelling, kalau parasnya berpotensi jadi model. Nggak kayak dulu harus ikut les atau sekolah biar dapet nama. Sekarang cuma modal Instagram dan orang-orang lebih gampang mengenal eksistensi lo. Kualitas foto yang bagus juga ngaruh, kalau emang mau dilihat orang juga lo harus mengeluarkan usaha yang lebih besar. Kalau temen ada yang ngajak hunting foto ikut aja walaupun gaada feenya juga buat jadi pengalaman aja, dan inget harus punya keunikan sendiri jangan ikut-ikut orang apalagi keluar dari zona nyaman lo.
Nah itu dia obrolan bareng Jessica Pamela! Blisteners jadi tertarik nggak nih buat ngembangin bakat kayak Jessica? Lumayan loh bisa nambahin uang jajan jadi nggak perlu minta ke orang tua lagi deh! Ini adalah salah satu collab Jessica bersama Garnier Man! Dan buat lo yang penasaran sama kegiatan Jessica bisa langsung follow social medianya di Instagram @rajwp.
Don’t forget to follow our social media for more information!
Instagram : @bvoice_radio
Twitter : @bvoiceradio
Facebook : BVoice Radio
Line@ : @bvoiceradio
iOs& App Store: BVoice Radio
(Writer: Sakila Gita / Bvoice Radio)
(Editor: Elia Geraldine / Bvoice Radio)