Source: Instagram.com/kmhbinus
Sebuah universitas memang nggak jauh-jauh sama yang namanya organisasi. Di binus sendiri, ada lebih dari 10 UKM dan HMJ yang ada. Kali ini Bvoice Radio berkesempatan untuk ngobrol-ngobrol bareng Tjokorda Putra Surya Dharma selaku ketua Keluarga Mahasiswa Hindu Binus yang udah setahun terakhir ini menjalani aktivitas di masa pandemi. Simak terus yuk!
N: Naila Hanif Ayasha
T: Tjokorda Putra Surya Dharma
N: Sebelumnya boleh perkenalan dulu nggak nih kak? Mungkin Blistener yang baca belum pada kenal siapa sih Cokorda Putra Surya Dharma!
T: Hallo! Kenalin nama gue Tjokorda Putra Surya Dharma, cuma gue sering dipanggil Putra. Di Binus gue ngambil jurusan Marketing Communication dan sekarang lagi di penghujung semester 4. Gue mahasiswa daerah yang merantau ke Jakarta dari tanah kelahiran gue 20 tahun lalu, yaitu Pulau Bali. Dengan tujuan, untuk mendapatkan pendidikan dan pengalaman hidup yang lebih baik lagi.
N: Mungkin banyak nih kak yang belum tau, KMH itu apasih dan tugasnya ngapain aja?
T: KMH itu organisasi kemahasiswaan yang berbasis kerohanian, tepatnya Agama Hindu yang ada di Binus. Pada awalnya, KMH ini dibentuk tahun 2004 dengan melatarbelakangi banyaknya mahasiswa yang beragama Hindu dengan daerah asal dan latar belakang budaya yang berbeda-beda di Indonesia. Tentunya, hal itu menimbulkan sedikit kesulitan untuk beradaptasi dengan situasi dan kondisi Ibu Kota Jakarta yang dinamis. Akhirnya terbentuklah KMH atau Keluarga Mahasiswa Hindu Binus yang hadir sebagai wadah silaturahmi yang baik, selain itu juga memperkuat ajaran Agama Hindu. Salah satu program kerja rutin dari KMH adalah Kelas Kerohanian, yang di mana diadakan setiap 2 minggu sekali pada hari Jumat, dengan membahas suatu topik yang sangat relate untuk dibahas.
Nah, tahun 2021 ini, KMH Binus bukan cuma di Kemanggisan aja. Udah meluas ke regional Alam Sutera dan Malang.
Source: Instagram.com/kmhbinus
N: Apa yang membuat Kak Putra tertarik jadi ketua KMH Binus?
T: Pada awal gue gabung di KMH sih biasa aja, belum punya ketertarikan yang tinggi banget untuk jadi ketua. Namun seiring berjalannya waktu, gue ngerasa ada hal-hal yang menjanggal. Di mana hal-hal tersebut menurut gue masih bisa dilakukan dengan maksimal dan hal tersebut berhasil menggerakkan hati kecil gue, untuk berambisi menjadi ketua pada periode berikutnya. Bersyukurnya, gue berhasil lolos pada tahapan-tahapan untuk menjadi pengurus inti. Hingga pada saat kampanye dan orasi, gue berusaha untuk memaparkan seluruh ide dan visi misi yang udah gue siapin sesuai kata hati dengan sebaik-baiknya. Pada akhirnya gue menang suara, dan mulai saat itu gue mengemban tanggung jawab baru.
N: Sebagai ketua organisasi dan kuliah semester 4, mengganggu ke perkuliahan lo nggak?
T: Kalau dibilang mengganggu si enggak ya, tapi kalo dibilang berpengaruh, jawabannya cukup berpengaruh. Tapi itu balik lagi, bagaimana sudut pandang dan pola pikir pribadi kita terhadap dunia perkuliahan dan organisasi. Ketika kita memiliki pola pikir dan sudut pandang bahwa dunia perkuliahan dan organisasi berada pada kedudukan yang sejajar, gue rasa kedua hal tersebut bisa berjalan dengan baik. Asalkan, kita memahami dan dapat mengukur kedua hal tersebut dengan skala prioritas pada momen-momen tertentu.
N: Gimana sih kak, cara kakak bagi waktu antara organisasi dan kuliah?
T: Sejauh ini, gue sih membagi waktunya cukup fair antara kuliah dengan organisasi dan tentunya masih perlu belajar lagi mengenai time management. Dalam seminggu, gue pribadi sudah menetapkan dari awal bahwa gue hanya boleh mengadakan rapat ataupun kegiatan organisasi lainnya selama 3 kali seminggu. Namun, hal tersebut terkadang lebih jika terdapat hal-hal yang bersifat urgent. Time management seperti itu, menurut gue cukup fair antara kuliah dengan organisasi.
N: Tantangan terberat kakak selama jadi ketua KMH Binus apa sih?
T: Untuk sejauh ini, gue harus mengkoordinir KMH yang berada di Malang. Walaupun di Malang sendiri ada ketua regionalnya, cuma gue punya tanggung jawab di sana harus berjalan dengan baik juga. Karena, pada periode kepengurusan gue menjadi tahun pertama regional Malang merger dengan KMH yang ada di Jakarta. Jadi masih trial and error lah istilahnya.
N: Gimana cara lo melewati tantangan itu?
T: Cara mengatasinya, kita sebagai pengurus di Jakarta harus sering berkomunikasi dengan regional Malang. Jadi gue cukup sering mengadakan rapat aktivis, rapat proker, dan lainnya yang digabung antara Jakarta dengan Malang. Dengan demikian, untuk saat ini dan kedepannya gue harap antara KMH Jakarta dan Malang nggak ada lagi yang namanya gap atau jarak.
N: Ada pengalaman paling berkesan nggak kak selama jadi ketua KMH Binus?
T: Dari sekian banyak pengalaman yang berkesan, ada satu pengalaman yang gue sendiri masih ga percaya. Pada saat gue orasi dan kampanye, gue berusaha untuk bersikap biasa saja dan memaparkan dengan sejujur-jujurnya terkait ide dan visi misi yang udah gue pikirkan. Ternyata, yang menjadi alasan kuat gue untuk menjadi ketua KMH tersebut berhasil diterima para anggota dan alumni dengan baik. Dari sanalah gue mendapat suara dan kepercayaan untuk bertanggung jawab dengan organisasi KMH ini.
N: Nah kita kan lagi di masa pandemi nih, apa pengaruh terbesar pada organisasi KMH Binus ini dan gimana kakak sebagai ketua menanggapinya?
T: Tentunya sangat berpengaruh, bahkan 100% proker yang udah gue susun bersama pengurus dari awal bersifat onsite. Hal ini menyebabkan terjadinya semua proker yang gue susun bersama pengurus, mau ga mau harus di-switch ke dalam bentuk online. Gue sendiri sebagai ketua juga nggak bisa memaksakan dan tentunya harus bersikap bijak terhadap situasi dan kondisi seperti ini. Sekarang yang menjadi tantangan untuk gue dan pengurus lainnya adalah bagaimana kita mengemas proker-proker yang udah kita buat menjadi lebih menarik, walaupun harus dijalankan secara online.
Source: Instagram.com/kmhbinus
N: Ada goals tersendiri nggak sih dari lo buat KMH Binus kedepannya?
T: Pasti ada, saat ini gue sebagai pengurus dan seluruh anggota KMH Binus sedang berusaha untuk mencapai visi yang udah kita sepakati di awal, yaitu menjadikan KMH sebagai organisasi yang memiliki rasa persaudaraan tinggi. Cara mencapai visi tersebut dengan cara melaksanakan misi yang udah kita tetapkan, yaitu meningkatkan kreativitas KMH Binus, meningkatkan branding KMH Binus pada lingkungan kampus dan masyarakat, dan meningkatkan pemahaman mengenai Agama Hindu. Saat ini, 70% misi udah berjalan dan banyak aspek yang jadi penilaian untuk mendapatkan angka 70% tersebut. Nantinya, ketika seluruh misi tersebut sudah berjalan sepenuhnya dengan baik, gue rasa secara bersamaan kita sudah mencapai visi yang telah ditetapkan tersebut. Karena pada dasarnya, untuk mencapai visi itu butuh banyak banget individu yang terlibat.
Nah Blistener, itu dia kata ketua KMH Binus! Meskipun di masa pandemi ini, organisasinya tetep berjalan lancar walaupun semua proker harus berubah, yang tadinya offline sekarang jadi online. Susah ya Blistener jadi ketua organisasi, harus gampang adaptif dan berfikir cepat. Walaupun susah tapi banyak banget manfaatnya yang bisa diambil kayak cerita dari Kak Putra tadi. So, sampai jumpa di artikel selanjutnya!
Don’t forget to follow our social media for more updates!
Instagram : @bvoice_radio
Twitter : @bvoiceradio
Facebook : Bvoice Radio
Line@ : @bvoiceradio
( Writer : Naila Hanif ayasha / Bvoice Radio )
( Editor : Alya Zahra / Bvoice Radio )